Keuntungan Membeli di Official Store:
Dijual Oleh Brand Resmi
Respon dan Pelayanan Cepat
Transaksi Aman dan Nyaman
Harga Promo Eksklusif
jualPenggemukan Sapi load load load

Penggemukan Sapi

Kebutuhan: 40 Ekor

tag:

Dilihat:
Update:
Diskusi
Info Pengiklan
Foto profil

Transaksi Aman Gunakan Rekening Bersama Agromaret

  1. Hanya pembayaran melalui rekening an PT Agromaret Digital Indonesia dijamin 100% aman. Lihat selengkapnya
  2. Uang pasti dikembalikan jika barang tidak diterima

Deskripsi produk

Proposal Usaha Peternakan Sapi (Penggemukan)

 

 

BAB l

PENDAHULUAN

 

A. Latar Belakang

Usaha penggemukan sapi potong merupakan salah satu peluang usaha yang prospektif yang dapat dikembangkan di kabupaten Lampung tengah. Hal ini dilatarbelakangi oleh semakin meningkatnya kebutuhan akan konsumsi daging di Indonesia dari tahun ke tahun, sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan rata-rata kualitas hidup masyarakat serta semakin tingginya kesadaran dari masyarakat untuk mengkonsumsi pangan dengan kualitas baik dan kuantitas yang cukup.

 

Usaha penggemukan sapi potong juga relevan dengan upaya pelestarian sumberdaya lahan. Kotoran sapi yang diperoleh selama masa penggemukan, selain volumenya yang cukup besar juga memiliki berbagai kandungan senyawa dan mikroorganisme yang dapat digunakan untuk memperbaiki tekstur dan kesuburan tanah. Dalam tinjauan makro, pengembangan usaha penggemukan sapi juga merupakan salah satu upaya penghematan devisa. Pengembangan usaha penggemukan sapi merupakan salah satu upaya substitusi impor. Dengan demikian usaha penggemukan sapi sangat layak dalam tinjauan mikro, dan sangat terpuji dalam pandangan makro.

 

B. Pengembangan agribisnis peternakan penggemukan sapi di desa Srikaton Kecamatan Anak tuha Kabupaten Lampung tengah

l. Jenis Kegiatan : Penggemukan sapi 

 

ll. Lokasi : Desa sri katon RT 005 RW 003 Kecamatan Anak tuha Kabupaten Lampung tengah

 

C. Beberapa jenis sapi yang biasa digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah : 

 

l. Sapi Ongole 

Cirinya berwarna putih dengan warna hitam di beberapa bagian tubuh, bergelambir dan berpunuk, dan daya adaptasinya baik. Jenis ini telah disilangkan dengan sapi Madura, keturunannya disebut Peranakan Ongole (PO) cirinya sama dengan sapi Ongole tetapi kemampuan produksinya lebih rendah.

 

ll. Sapi Bali 

Cirinya berwarna merah dengan warna putih pada kaki dari lutut ke bawah dan pada pantat, punggungnya bergaris warna hitam (garis belut). Keunggulan sapi ini dapat beradaptasi dengan baik pada lingkungan yang baru.

 

lll. Sapi Brahman 

Cirinya berwarna coklat hingga coklat tua, dengan warna putih pada bagian kepala. Daya pertumbuhannya cepat, sehingga menjadi primadona sapi potong di Indonesia.

 

lV. Sapi Madura 

Mempunyai ciri berpunuk, berwarna kuning hingga merah bata, terkadang terdapat warna putih pada moncong, ekor dan kaki bawah. Jenis sapi ini mempunyai daya pertambahan berat badan rendah.

 

V. Sapi Limousin 

Mempunyai ciri berwarna hitam bervariasi dengan warna merah bata dan putih, terdapat warna putih pada moncong kepalanya, tubuh berukuran besar dan mempunyai tingkat produksi yang baik

 

D. Visi dan Misi 

Visi dan misi rencana usaha penggemukan ternak sapi potong : 

Melalui pola kemitraan antara manajemen, investor, dan petani ternak diharapkan dapat terjalin kerjasama yang kuat sehingga tujuan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama bagi para petani ternak dapat tercapai.

 

Memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki Kabupaten Lampung tengah pada khususnya dan Indonesia pada umumnya seoptimal dan seefisien mungkin untuk mengembangkan usaha ternak penggemukan sapi potong.

Meningkatkan populasi dan produksi ternak dalam upaya pemenuhan kebutuhan produksi ternak khususnya di Lampung.

 

BAB ll

ANALISIS PASAR

 

A. Target Pasar

Potensi usaha ternak sapi cukup menyebar merata di seluruh wilayah Indonesia. Pasar yang paling potensial untuk daging sapi adalah kota-kota besar seperti Bandar lampung, Palembang, Jakarta, dan wilayah Bodetabek. Namun demikian jumlah produksi tersebut masih belum memenuhi permintaan untuk pasar lokal sekalipun. Sehingga dalam rencana usaha ternak penggemukan sapi potong ini ditargetkan untuk mengisi kebutuhan pasar lokal Lampung tengah.

 

B. Kebutuhan dan Proyeksi Pasar

Peluang peningkatan bisnis ternak sapi untuk pasar domestik sangat terbuka luas. Ternak sapi secara periodik memiliki permintaan yang tinggi yaitu menjelang Hari Raya Kurban. Selain itu ternak sapi juga dapat dikembangkan untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi daging harian.

 

BAB lll

ANALISIS KEUANGAN

 

A. Asumsi Keuangan

l. Usaha dirancang untuk menghasilkan 40 ekor sapi periode penggemukan 6 bulan

Satu ekor sapi membutuhkan luas kandang individual 3m x 1.25m (biaya 1 m2 = Rp 150.000,00), 

biaya sewa lahan 1 tahun Rp. 6.000.000.00

 

ll. Dengan masa pakai 10 tahun maka biaya penyusutan per tahun = Rp 5700.000.00

atau per 6 bulan masa penggemukan = Rp. 2.850.000.00

Sapi digemukan selama 6 bulan. Berat awal bakalan sapi rata-rata 400 kg dengan harga per kg Rp. 42.000,00.

 

lll. Pertambahan berat badan harian yang diinginkan adalah 1.0 - 1.5 kg per hari, sehingga berat akhir sapi setelah masa penggemukan 6 bulan adalah 580 kg.

 

lV. Maka total pendapatan adalah 40 ekor x 580 kg x Rp. 42.000,00 = Rp. 974.400.000.00

Setiap sapi menghasilkan 8 kg kotoran, sehingga selama periode penggemukan

6 bulan seekor sapi menghasilkan 1440 kg kotoran dengan harga per kg Rp. 200.00

 

V. Total pendapatan dari hasil penjualan kotoran sapi 40 ekor x 1440 kg x Rp 200,00 = 11.520.000.00 

 

B. Rencana Investasi

Hasil analisis asumsi keuangan usaha ternak sapi potong volume 40 ekor periode produksi 6 bulan dapat dilihat dalam tabel di bawah ini

NO

URAIAN

SATUAN UNIT

VOLUME

HARGA / UNIT (Rp)

NILAI (Rp)

 

l. Sewa lahan dan pembuatan kandang 

Meter

340m2

150.000.00

51.000.000.00

6.000.000.00

57.000.000.00

 

ll. Pembelian Sapi Bakalan

Ekor

40

16.600.000.00

664.000.000.00

 

lll. Pakan Konsentrat

Kg

10.800

2.000

21.600.000

 

lV. Pakan Onggok (Ampas singkong)

Kg

73.000.00

3.00.00

21.600.000.00

 

V. Obat-Obatan 1 Paket

4.000.000

 

Vl. Pekerja

40

2000

14.400.000.00

 

Total

782.200.000.00

 

C. Proyeksi Laba Rugi / 6 bulan masa penggemukan

No.

INVESTASI

JUMLAH (Rp)

Biaya Tetap

 

l. Biaya sewa lahan dan pembuatan kandang

57.000.000.00

 

ll. Penyusutan Kandang

2.850.000,00

 

lll. Penyusutan Peralatan

400.000,00

 

D. Biaya Variabel /Produksi

 

l. Pembelian sapi bakalan

664.000.000,00

 

ll. Pakan konsentrat

21.600.000,00

 

lll. Pakan onggok (ampas singkong)

21.600.000.00

 

lV. Pekerja

14.000.000.00

 

E. Biaya lain-lain

 

l. Biaya listrik & Telpon

6.00.000,00

 

ll. Transportasi

1.000.000,00

 

lll. Obat-obatan

4.000.000.00

 

Total biaya produksi

787.050.000.00

 

F. Pendapatan

 

l. Penjualan sapi hasil penggemukan

974.400.000.00

 

ll. Penjualan kotoran sapi

11.520.000.00

 

Total Pendapatan

985.920.000.00

 

G. Proyeksi laba / rugi (keuntungan)

198.870.000.00

Sistem bagi hasil sebesar 60 : 40 dengan perbandingan 60% untuk peternak (plasma) dan 40% untuk pendana (inti).

 

H. Berdasarkan jumlah konsumsi penduduk provinsi lampung sangatlah besar untuk memenuhi kebutuhan tersebut Provinsi lampung masih mendatangkan pasokan sapi dari luar yang berarti peluang pasar yang masih sangat besar dan layak untuk dimanfaatkan.                         

 

BAB lV

ANALISI SWOT 

 

A. Untuk mendirikan suatu usaha penting untuk mengetahui aspek–aspek yangmempengaruhi usaha tersebut. Aspek-aspek tersebut adalah aspek strength (kekuatan), aspek weakness (kelemahan), aspek opportunities (peluang pasar), dan aspek threath(ancaman).

 

l. Aspek strength (kekuatan) usaha budidaya sapi secara garis besar tidak lah sulit-desa sri katon memeiliki sarana yang mendukung untuk mendirikan usaha tersebut, sarana akses transportasi, listrik, telekomunikasi sumber daya manusia,

akses keuangan perbankan kebijakan Pemerintah Daerah lampung tengah yang besar terhadap pengembangan budidaya sapi didaerahnya. Harga jualnya yang stabil daripada ternak lain dan cendrung terus meningkat.

 

ll. Aspek weaknes (kelemahan) Terbatasnya modal untuk mengembangkan peternakan sapi.

 

lll. Aspek opportunities (peluang) Cultur atau budaya masyarakat lampung yang terus berkembang mengolah daging menjadi beraneka makanan seperti rendang dalam pola makan kesehariannya, kurban dll. Untuk mencukupi permintaan pasar daging konsumsi masyarakat lampung sebagian besar masih di datangkan dari luar Provinsi lampung.

 

lV. Aspek threath (ancaman) Ancaman yang akan selalu ada pada usaha peternakan adalah serangan wabah penyakit dan harga pakan kosentrat yang kurang stabil.

 

BAB V

PENUTUP

 

Demikian proposal permohonan kerjasama usaha di bidang pengembangan

Usaha Peternakan sapi di desa Sri katon Kecamatan Anak tuha Kabupaten Lampung tengah ini kami buat, untuk sekiranya dapat di pertimbangkan dan di setujui.

Lampung, 16 Desember 2018

Yang berminat bisa hub

Dan bisa langsung survey lokasi 

Bagikan:


Diskusi () Gabung Diskusi

Punya pertanyaan? diskusikan di sini

Lihat semua >

load kontenloading more



Iklan sejenis Lihat kategori
Lihat kategori

Diskusi

Kirim Pesan

Mohon berhati-hati jika bertransaksi di luar agromaret. Gunakan rekening bersama agromaret untuk menghindari penipuan. Cek panduan di sini.
Ke:
User agromaret
Loading ...
Subyek:
Penggemukan Sapi
Penggemukan Sapi

Menu utama

Penjualan

pertanian
peternakan
perikanan
lain-lain

Permintaan

pertanian
peternakan
perikanan
lain-lain

Kerjasama

pertanian
peternakan
perikanan
lain-lain

Kategori Utama

Kategori Utama

Kategori Utama

Kategori Utama

Kategori Utama

Kategori Utama

Kategori Utama

Kategori Utama

Kategori Utama

Kategori Utama

Kategori Utama

Kategori Utama

Masuk Daftar
Home Kategori

Penjualan

Permintaan

Kerjasama

Pengguna

Semua Provinsi

ACEH

SUMATERA UTARA

SUMATERA BARAT

RIAU

JAMBI

SUMATERA SELATAN

BENGKULU

LAMPUNG

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

KEPULAUAN RIAU

DKI JAKARTA

JAWA BARAT

JAWA TENGAH

DI YOGYAKARTA

JAWA TIMUR

BANTEN

BALI

NUSA TENGGARA BARAT

NUSA TENGGARA TIMUR

KALIMANTAN BARAT

KALIMANTAN TENGAH

KALIMANTAN SELATAN

KALIMANTAN TIMUR

KALIMANTAN UTARA

SULAWESI UTARA

SULAWESI TENGAH

SULAWESI SELATAN

SULAWESI TENGGARA

GORONTALO

SULAWESI BARAT

MALUKU

MALUKU UTARA

PAPUA BARAT

PAPUA